Selasa, 10 Maret 2009

Memori indah kenangan kita bersama
Merangkai hari – hari penuh keceriaan
Merajut asa meraih cita
Bersama kita wujudkan

Sahabat, suka duka telahpun kita lalui bersama
Saat aku melakukan kekhilafan
Engkau mengoreksinya dengan lembut
Saat aku terjatuh
Engkau mengulurkan tanganmu
Mengajakku untuk kembali bangkit

Sahabat, gembiraku jua menjadi sukamu

Namun, suatu waktu kamu juga menegurku secara keras
Hmmm, hal itu memang wajar saat aku membutuhkan
Sesuatu yang dapat menghidupkan hatiku, mengingatkanku!!

Walau kini kita tidak lagi bersama,
Dirimukan slalu kuingat dalam setiap doaku
Aku bersyukur karena Alloh telah mempertemukan kita
Aku bersyukur mendapatkan seorang teman sepertimu

Hari – hari yang telah kulalui bersamamu
Sangat manis walaupun itu adalah duka
Cobaan yang kita hadapi telah mendewasakan diri ini

Sahabat, aku mencintai dan menyanyangimu karena Alloh
Semoga ikatan indah ini akan selalu terjalin di dunia dan diakhirat
Semoga Alloh menghimpun kita dalam firdausnya

Senin, 09 Maret 2009

Pada suatu kala, hiduplah seorang pemuda yang menjalani hari-harinya dengan penuh kebosanan. Ia telah kehilangan semangat hidup karena berbagai masalah dan persoalan buruk yang terus menghantuinya. Bisnis yang telah dirintis dengan susah payah akhirnya bangkrut, yang mengakibatkan anak dan istri tercintanya berada dalam keadaan yang terancam. Ia cemas memikirkan bagaimana menghidupi keluarganya ke depan.

Keadaan yang penuh kesulitan itu membuatnya tidak kuat menahan beban hidup yang berat bagaikan menahan sebuah gunung. Semuanya terasa tidak adil. Ia pun merasa tidak berguna bagi orang lain karena berpikir ia bukan siapa-siapa lagi. Ia menganggap dirinya sekarang seperti sampah yang siap dibuang, tidak berguna, tidak dipedulikan. Ia merasa tidak berguna sebagai seorang suami, tidak mampu memberikan yang terbaik bagi keluarganya.

Begitulah seterusnya, pemuda itu terus mengeluhkan keadaannya dan terus mengatakan kepada diri sendiri bahwa ia adalah orang yang tidak berguna.

Sampai pada suatu hari, ia berjalan-jalan di kota dan melihat ada sebuah kebakaran hebat yang terjadi di sebuah rumah. Api tersebut merah membara seakan ingin menelan apapun yang berada di dekatnya. Api itu luar biasa besarnya seperti kobaran api raksasa yang menghanguskan rumah itu. Pemilik rumah itu, seorang wanita, menangis dengan keras sambil menunjuk ke arah rumah dan memanggil anaknya yang masih terjebak di dalam. Anaknya menangis memanggil ibunya dari lantai dua. Wanita itu bersikeras ingin menerobos ke dalam, tetapi dihalangi tetangganya karena api yang besar tidak memungkinkan seseorang untuk masuk ke dalamnya.

Orang-orang sekitar hanya bisa melihat kobaran api yang menyala-nyala tanpa bisa berbuat apa-apa untuk menolong seorang anak yang berada di lantai dua, terperangkap tak bisa keluar.

Tiba-tiba muncul seorang anak yang cacat mental (idiot) dengan penuh keberanian menerobos memasuki rumah yang terbakar itu. Orang-orang berteriak untuk melarangnya, tapi ia terus masuk seolah-olah tidak mendengarkan mereka. Tidak lama kemudian, pemuda cacat mental ini berhasil keluar dari kobaran api dengan selamat sambil menggendong seorang anak yang tadi terperangkap dalam kebakaran.

Melihat keberaniannya, semua orang bertepuk tangan untuknya. Mereka salut karena ketika tidak ada seorang pun yang berani menyelamatkan orang, ia malah berani melakukannya bagaikan memiliki banyak nyawa. Sang ibu terus berterima kasih kepadanya karena telah menyelamatkan nyawa anaknya. Pemuda cacat mental itu tetap tak berekspresi bagaikan tidak terjadi apa-apa.

Melihat kejadian itu, pemuda itu tertegun melihat tindakan luar biasa yang dilakukan pemuda cacat mental itu. Air mata haru mengalir karena selama ini ia selalu menganggap dirinya tidak berguna. Saat itulah ia melihat dengan mata kepala sendiri seorang pemuda yang mengalami keterbelakangan mental menjadi seorang pahlawan sejati ketika menyelamatkan seorang anak kecil dari kebakaran, padahal orang lain tidak berani melakukannya. Seorang cacat mental yang dianggap tidak berguna bisa memiliki keberanian yang luar biasa dan bahkan jauh lebih berguna dari orang lain yang hanya melihat saja.

Pesan kepada pembaca:

Mungkin Anda kadang-kadang suka merendahkan diri sendiri dengan sesuatu hal yang membuat Anda menjadi tak berdaya. Anda mungkin menganggap diri sendiri tidak berguna dan tidak cukup pantas untuk menjadi orang yang luar biasa. Anda mungkin juga menganggap orang lain jauh lebih baik dan lebih hebat dari Anda. Anggapan inilah yang sering kali menjatuhkan kita sebagai seorang manusia yang memiliki kemampuan luar biasa.

Sikap rendah diri inilah yang mengikat diri sendiri dan menahan seluruh potensi yang ada dalam diri Anda. Sikap ini juga bagaikan penjara bawah tanah yang membuat Anda tidak bisa pergi bebas ke mana pun yang Anda inginkan.

Sadarilah bahwa Anda adalah manusia yang unik dan dibekali dengan kemampuan yang luar biasa untuk menjadi, melakukan dan memperoleh apa pun yang Anda impikan. Anda hanya perlu mendukung diri Anda dan menyadari bahwa Anda adalah orang yang dilahirkan di dunia ini untuk menjadi luar biasa, bukan orang yang biasa-biasa saja. Anda layak untuk menjadi orang yang berguna, menjadi seorang juara dan pahlawan sejati dalam hidup Anda.

Rabu, 04 Maret 2009


Seminaris itu ya punya banyak banget bakat. Ini terlihat pada tanggal 3 februari 2009 kemarin. ada yang hobi nyanyi, contohnya ya ini



ada juga yang bakat fotografis kayak......














ada juga yang doyang makan. ni...









but itu semnua adalah kenyataankan. ada juga aku ama salah satu kakakku yang baik abis, Dia itu yang itu-tu









hehehehehe. Semua adalah kenyataan yang ada dalam hidup. Tapi jangan pernah melupakan kenangan terindah sedikitpun walau kenangan terindah juga pahit adanya.




Semuanya butuh ruang untuk melakukan kebebasan. Tetapi bebas itu harus bertanggungjawab

Hai...hai...saat tanggal 3 Februari (sehari sesudah pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah) di seminari Garum ada tahbisan diakon. Aku datang lo... WQow, koornya bagus banget. Suaranya menggelegar sampai ke awangan. Ada satu kata yang menancap di hatiku saat Bapa Uskup berkotbah, yaitu : "Kalau kamu mau di pilih Tuhan, khususkan dirimu untuk segala perkara-Nya". Tuh, nyetuh gak tuh???
Selain itu, aku sampai terbawa tangis saat aku ikut melantukan lagu Himne Seminari dan I will Follow Him. Tuh liat aja foto-foto seminaris yang cakep bareng para suster-suster PK.
Yaiyalah, gimana enggak? Dirigennya kan Mas Fredi, Mas Valent, MAs Angga, and temen satu angkatan yaitu Arsa. orangnya cool-cool lo...
and ini temen sekaligus saudara aku. Namanya Ignas. Orangnya baek and care ama aku. Nyas, I miss you. Get your dream...

Senin, 02 Maret 2009

Sosok manusia yang baik untuk dikenang karena perjalanan hidup yang dilaluinya.

Hai, ini foto aku bareng salah satu saudaraku di seminari... yach, dia itu udah frater kelas empat. aku sering kumpul bareng ama dia.